I.
Ciri-ciri Organisasi
Terdapat
empat ciri-ciri dalam organisasi yang dapat membedakan yang mana yang dikatakan
sebuah organisasi dengan mana yang dikatakan sebagai bukan organisasi, yaitu:
1. Mempunyai
tujuan dan sasaran
2. Mempunyai
aturan atau tata tertib yang harus ditaati oleh setiap anggota organisasi
3. Adanya
pembagian kerja atau kerjasama dari anggota organisasi tersebut
4. Ada
yang mengkoordinasi tugas dan wewenang
Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang
menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan,
ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
2.
Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada
adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada
orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang
lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
3.
Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya
organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar
anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan
gejala “birokrasi”.
4.
Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi
suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi
itu.
II.
Unsur-unsur Organisasi
Ada beberapa unsur
dalam sebuah organisasi, diantaranya:
1. Sebagai
wadah atau tempat untuk bekerja sama
Organisasi menjadi suatu wadah atau tempat
dimana orang-orang yang memiliki visi dan misi yang sama disatukan. Misalnya organisasi
wanita, organisasi mahasiswa dan organisasi lainnya.
2. Proses
Kerjasama sedikitnya antara dua orang
Suatu organisasi merupakan tempat kerjasama
sedikitnya antar dua orang, tetapi akan lebih sempurna jika dilakukan dan
disusun oleh banyak orang. Dengan kata lain proses kerjasama dilakukan dalam
sebuah organisasi dapat diatur dengan sebaik-baiknya.
3. Jelas
tugas dengan kedudukannya masing-masing
Dengan adanya sebuah organisasi maka setiap
anggota organisasi mempunyai tugas masing-masing sesuai dengan kedudukannya di
organisasi tersebut. Dengan demikian kesimpulan dobel pekerjaan atau sebagainya
dapat dihindarkan.
4. Adanya
tujuan tertentu
Tujuan organisasi sangat penting dalam
mengorganisasi sebuah organisasi dengan suatu perencanaan yang baik sehingga
menghasilkan tujuan organisasi yang baik tersebut.
III.
Teori Organisasi
Teori
Organisasi adalah teori yang
mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi, salah satu kajian teori organisasi,
diantaranya membahas tentang bagaimana sebuah organisasi menjalankan fungsi dan
mengaktualisasikan visi dan misi organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari
bagaimana sebuah organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang didalamnya
maupun lingkungan kerja organisasi tersebut.
Menurut
Lubis dah Husein (1987) bahwa teori organisasi itu adalah sekumpulan ilmu
pengetahuan yang membecarakan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara
sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Teori organisasi
merupakan sebuah teori untuk mempelajari kerjasama pada setiap individu.
Dalam pembahasan mengenai teori organisasi, mencakup
masalah teori-teori organisasi yang pernah ada dan berlaku beserta sejarah dan
perkembangannya hingga sekarang. Yaitu meliputi teori organisasi klasik, teori
organisasi neoklasik dan teori organisasi modern.
1.
Teori Organisasi Klasik
Teori klasik (classical theory)
kadang-kadang disebut juga teori tradisional, yang berisi konsep-konsep tentang
organisasi mulai dari tahun seribu delapan ratusan(abad 19) yang mendefinisikan
organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan,
peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi
bila orang-orang bekerja sama.
Dalam teori ini, organisasi secara
umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai sangat tersentralisasi dan
tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural
yang kaku tidak mengandung kreativitas. Teori ini juga berkembang dalam tiga
aliran yang dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama dan mempunyai efek
yang sama, yaitu :
a.
Teori birokrasi :
Dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The
Protestant Ethic and Spirit of Capitalism.
b.
Teori administrasi :
Dikembangkan
atas dasar sumbangan Henry Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta
Mooney dan Reiley dari Amerika.
c.
Manajemen ilmiah :
Dikembangkan
mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor.
2.
Teori Organisasi Neoklasik
Teori neoklasik secara sederhana
dikenal sebagai teori/aliran hubungan manusiawi (The human relation movement).
Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Anggapan dasar teori ini
adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai
individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya, atas dasar anggapan ini maka
teori neoklasik mendefinisikan “suatu organisasi” sebagai sekelompok orang
dengan tujuan bersama. Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi
percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga
Munsterberg.
Dalam hal pembagian kerja, teori
neklasik telah mengemukaan perlunya hal-hal sebagai berikut:
a.
Partiipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses
pengambilan keputusan.
b.
Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan
dari pola spesialisasi.
c.
Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan
kepada para yunior untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen
puncak.
3.
Teori Organisasi Modern
Teori modern ditandai dengan ahirnya gerakan contingency
yang dipelopori Herbert Simon, yang menyatakan bahwa teori
organisasi perlu melebihi prinsip-prinsip yang dangkal dan terlalu
disederhanakan bagi suatu kajian mengenai kondisi yang dibawahnya dapat
diterapkan prinsip yang saling bersaing. Kemudian Katz dan Robert
Kahn dalam bukunya “the social psychology of organization” mengenalkan
perspektif organisasi sebagai suatu sistem terbuka. Buku tersebut
mendeskripsikan keunggulan-keunggulan perspektif sistem terbuka
untuk menelaah hubungan yang penting dari sebuah organisasi dengan
lingkungannya, dan perlunya organisasi menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang berubah jika organisasi ingin tetap bertahan.
Teori modern yang kadang – kadang disebut
juga sebagai analisa system pada organisasi merupakan aliran besar ketiga dalam
teori organisasi dan manajemen. Teori modern melihat bahwa semua unsur
organisasi sebagai satu kesatuan an saling ketergantungan, yang di dalamnya
mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan
dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan system terbuka.
No comments:
Post a Comment